Sabtu, 20 Juni 2015

The Sweetness Secret



BAGIAN 1 PART 2 : Long Time No See

“Lis ! ikut kita ke kantin gak ?” Tanya Dinda
“yah, jangan dulu ! aku masih mau ngobrol sama Lilis !”ujar Revan melarang.
Tiara tau pasti Lilis senang mendengar hal itu ...
“yo wes, kita berdua ke kantin dulu,” ucap Tiara menarik Dinda pergi.
“Luvya ! Aling ! kalian tidak ikut Tiara dan Dinda ke kantin ?” Tanya Lilis.

Luvya dan A Ling menggeleng kompak. Luvya dan A Ling memilih pergi ke perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku. Sebenarnya Lilis yang hobi baca juga mau ikut Luvya dan A Ling ke perpustakaan tapi Lilis mengurungkan niat ya karena tidak enak meninggalkan Revan.
Luvya dan A Ling pun memasuki ruang perpustakaan yang cukup sepi. A Ling sibuk membaca buku-buku ensiklopedia sementara Luvya masih bingung mencari buku novel yang ingin ia pinjam.

“ssstttt.... A Ling ??” bsisik Luvya
“Ha ?? apaan ??” A Ling masih terus sibuk membaca
“itu, ada Hafiz !!” ujar  Luvya menunjuk Hafiz, siswa SMKN 48 jurusan Broadcasting yang ada di seberang meja Luvya dan A Ling.

A Ling terkejut. Dimana ada Luvya dan A Ling pasti di situ ada Hafiz, secara tidak sengaja pasti mereka hampir selalu bertemu. Walaupun satu sekolahan tapi Luvya dan A Ling tidak begitu mengenal Hafiz. Tapi anehnya mereka bertiga selalu saja bertemu, entah itu di kantin, mushola, perpustakaan, ruang TU, bahkan mereka bisa satu eskul. Waktu itu Luvya dan A Ling ikut eskul basket, ternyata Hafiz juga mengikuti eskul itu. Kemudian sewaktu Luvya dan A Ling keluar dari eskul basket dan akhirnya ikut eskul rohani isla, tau-tau Hafiz juga ikutan eskul rhani islam. Luvya dan A Ling jadi suka ketawa sendiri kalau ingat-ingat hal itu.

“ya, gue kira dia baca buku ke perpustakaan, tau-tau nya dia keperpustakaan Cuma buat numpang tidur,” bisik Luvya

A Ling menahan tawa ya melihat Hafiz yang menutup wajah ya dengan buku.

“numpang ngadem kali ya diaa... !!” celetuk Luvya.

Maklumlah ruang perpustakaan dilengkapi dengan pendingin udara sih. Jadi udara di ruang perpustakaan rasanya sejuk banget.

“loe udah dapet buku yang mau dipinjam ?” Tanya A Ling

Luvya dan A Ling pun segera keluar dari perpustakaan setelah meminjam buku. Namun baru beberapa langkah keluar dari pintu perpustakaan, ada seseorang yang memmanggil mereka.

“tunggu !!!” ujar Hafiz

Luvya dan A Ling saling berpandangan. Ada angin apa samapai pemuda berkulit putih itu mau menghampiri mereka berdua. Hafiz memeberi senyuman hangat sebelum memulai pembicaraan.

“loe Luvya dan A Ling kan ?” tanya Hafiz mengarahkan pandangan pada ke dua gadis manis itu.

“gue Hafiz .. ee....A Ling !” Ucap Hafiz ragu-ragu.

Luvya segera menyenggol  tangan A Ling, A Ling memang tetap sibuk dengan buku yang baru di pinjam nya.

“ya ?” A Ling mencoba tenang

“selamat ulang tahun ya !! gue inget ulang tahun loe karena waktu gue ulang tahun, loe ngucapin ! kita kan saling chat di dunia Friendster tapi tidak pernah ngobrol di dunia nyata padahal kelas kita sebelahan loh !!” ujar Hafiz

Luvya ingin ketawa dengar.

“makasih ya udah inget, tapi ulang tahun A Ling masih seminggu lagi tau...” ucap Luvya

 “ha ? iya... biarin ! sengaja, biar gue dapet traktirannya duluan ! hehehe ... ” kata Hafiz tertawa.

A Ling dan Luvya pun ikut tertawa.

“happy birthday too you ! wish you all the best !” Hafiz

“thanks..” ucap A Ling gembira.

A Ling tidak menyangka ternyata Hafiz jadi orang pertama yang memebri nya ucapan selamat ulang tahun itu, biarpun kecepatan seminggu tapi A Ling benar-benar menghargai hal itu. Baru kali ini A Ling merasakan perlakuan spesial dari seorang pria di hari (menjelang) ulang tahunnya. A Ling jadi merasa sangat beruntung.

********

 Pagi-pagi sekali Luvya sudah sampai di sekolah seorang diri.
Luvya memang paling rajin kalau untuk urusan masuk sekolah. Halaman sekolah pun masih kosong. Tanpa ragu Luvya mempercepat langkah nya menuju kelas.

“Luvya !!!” panggil Revan menghentikan langkah Luvya.

Luvya heran ternyata Revan rajin juga, jam segini sudah menampakkan diri di sekolah. Revan pun mengikuti Luvya ke kelas Marketing, Rean mencari Lilis.

“Lilis lama banget sih dateng nya !” ucap Revan
“loe ya aja yang kecepatan dateng ya.” Ujar Luvya
“heheheeheee !! habisnya tidak sabar ingin cerita sesuatu sama Lilis,” kata Revan santai.

Luvya hanya geleng-geleng kepala. Luvya tidak bisa bayangkan kalau harus jadi Lilis mesti dengar keluh kesah Revan tentang wanita sakit kali ya.

“ngapain kalian berduaan ! tidak boleh tau !” ujar Dinda yang baru datang.
“apaan siihh ???!” sahut Luvya tak mau menanggapi gurauan Dinda.

Dinda hanya tertawa diantara Lilis, A Ling, Tiara dan Luvya yang paling gampang terpancing emosi adalah Luvya. Maklum saja Luvya itu agak sesnsitiv biarpun kadang cuek keliatannya. Tak lama kemudian Lilis pun datang. Tadi nya Lilis agak sebal melihat Revan yang dekat-dekat dengan Luvya. Tapi rasa kesebalannya langsung hilang seketika gara-gara Revan langsung menghampirinya.

“Lis, aku mau ngomong sesuatu....” ujar Revan mengajak Lilis keluar kelas.

Hati Lilis bergetar mendengar nya. Sekujur tubuh Lilis langsung jadi dingin seperti es. Lilis bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya ingin dikatakan Revan pada nya. Lilis benar-benar penasaran.

“sebenarnya aku ....” Revan tampak gelisah.

Namun pandangan mata Lilis yang begitu tenang dan lembut membuat Revan nyaman. Akhirnya Revan pun mengungkapkan perasaan ya bahwa Revan sekarang sedih banget karena habis putus dengan pacarnya. Sebenarnya hati Lilis senang mendengarnya karena bisa punya kesempatan buat ada di hati Revan tapi di lain sisi Lilis ikut pedih melihat kesedihan Revan yang sedang terpuruk karena putus cinta.

“padahal aku tuh serius sama dia, aku juga setia banget sama dia selama ini tapi apa yang aku dapat ? yang tersisa aku sendiri disini, ” ucap Revan meluapkan perasaan nya.
Lilis juga merasakan kepedihan hati Revan itu. Lilis mencoba tersenyum menutupi hati nya sendiri yang juga teriris perih mendengar keluh kesah sahabat yang ia cintai itu. Lilis berdiri di samping Revan dengan tangan bergetar.

“kamu tidak sendiri  ! di sini ada aku... ” lilis berucap sepenuh hati.
Revan tersenyum mendengarnya.

“di sini ada aku yang slalu cinta kamu Revan, ” ucap Lilis dalam hati, tak berani mengatakan.
“jangan sedih gitu donk ! menurut Qs arum ayat 21 : .... dan dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir-,” ujar Lilis mulai berdakwah.

Biarpun tidak begitu pintar dalam pelajaran sekolah tapi Lilis cukup kuat Ilmu agama nya, maka nya tidak heran Lilis lupa-lupa ingat ayat-ayat dan hadis Al Qur’an gitu.

“ah kamu malah ceramah ... hehehe aku jadi tidak sedih lagi nih !” kata Revan tersenyum tulus.
“gitu donk ! lagi pula ada kok seseorang yang suka sama kamu.” Sambar Lilis.

Revan berseri-seri mendengarnya. Revan ingin sekali mengetahui siapa gadis yang menyukai nya itu. Perasaan sedih karena patah hatinya segera lenyap mendengar ada seseorang yang mendambakan dirinya.

“rahasia donk ! aku udah janji tidak boleh bilang siapa wanita itu...” ujar Lilis membuat Revan penasaran.
“owwhhhh ya udah kalau gitu ! mulaihari ini aku mau berusaha jadi diri ku yang lebih baik demi wanita itu. Biar tidak mengecewakan dia !!!” ucap Revan semangat.

Lilis senang sekali bisa membuat Revan yang tadinya tidak semangat hidup sekarang jadi bersemangat lagi.
Biarpun terkadang Lilis tidak mengerti apa cintanya pada Revan itu tapi Lilis cukup bahagia asalkan dapat melihat senyuman Revan separuh nafas dan jiwa Lilis hanya untuk Revan. Meskipun Revan tidka pernah menyadarinya.

“makasih Lis, kamu memang sahabat terbaikku !” celetuk Revan
“yakin Cuma sahabat ??” sambar Dinda yang dari tadi menguping.
“yoyoy ! aku kan selalu menjaga persahabatan diantara aku dn Lilis ! ” jawab Revan tanpa dosa.

Lilis langsung tertunduk lesu. Sahabat ? tidak lebih.

“ya udah aku ke kelas ku dulu, salam buat gadis itu ya !” ujar Revan berpaling pergi menjauh.

Lilis tersenyum ragu. Setelah Revan makin jauh pergi menuju kelas ya... Luvya dan Dinda segera mengerubungi Lilis yang tampak aneh tanpa ekspresi.

“memangnya wanita yang suka sama Revan itu siapa Lis ?” tanya D inda heran penuh rasa penasaran.
“.... aku...”jawab Lilis pelan.
“aduh, loe giimana sih Lis !?” celetuk Luvya menekuk keningnya sendiri.

Lilis hanya nyengir kuda ternyata gadis alim seperti Lilis bisa bohong juga.
************
bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar