Jumat, 25 Januari 2013

BAB 9 DAN 10 ILMU BUDAYA DASAR

BAB 9

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


A.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

B.MAKNA TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.




C.JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB
Jenis-jenis tanggung  jawab yaitu:
• Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
• Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
• Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
• Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.
OPINI :
Tanggung jawab merupakan salah satu sifat manusia yang penting. Tanggung jawab dapat mencerminkan kepribadian seseorang, apakah dia seorang yang dapat di percaya atau tidak, jika seseorang tidak mempunyai sidat tanggung jawab dapat membuat dirinya tidak dapat di percaya lagi oleh orang lain dan itu cukup fatal karna kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini.

Contoh kasus tanggung  jawab :Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya.

Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab.

Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung jawabnya berbeda.

Widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantomya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantomya usai.Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.

Berbeda dengan Hudiyanto yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentingan kantor, sehingga pekerjaan yang diserahkan kepadanya sering tidak selesai pada waktunya,itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat didalamnya. Bila ia ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya. Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, ada famili yang meninggal. Karena itu kenaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ke tempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan orang yang bisa dan mau bertanggung jawab, melainkan ia hanya bisa tanggung menj awab saja.

Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup berrnasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang hams memulihkan ke dalam keadaan baik. Dan sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang hams dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau
beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


D.PENGERTIAN PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dari kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal mengabdi atau mengabdikan. Pada hakekatnya pengabdian itu adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.

E.MACAM-MACAM PENGABDIAN
Munculnya pengabdian karena ada Tanggung Jawab, maka pengabdian dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, :
a. Pengabdian terhadap Tuhan YME yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan.Misalnya : shalat,zakat,puasa.
b. Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggng jawab terhadap masyarakat.
c. Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya.
d. Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa iktu bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.

STUDI KASUS :
contoh studi kasusnya yaitu ada seorang anak laki-laki dari keluarga yang tergolong miskin merantau ke kota. dia bernama uphik. uphik rela bekerja apa saja selama di kota, asalkan bisa membiayainya semua biaya kehidupannya dikota.  setelah beberapa minggu dikota akhirnya dia bekerja kepada seorang pengusaha kaya. uphik diterima sebagai supir pribadi keluarga tersebut, karena kejujuran serta kepolosannya uphik akhirnya bisa diterima di keluarga tersebut sebagai supir. uphik selalu mengirimkan sebagian gajinya kepada orang tuanya dikampung dan sebagiannya disimpan seta di tabungnya. uphik dengan niat semulanya yang ingin bekerja dikota akhirnya benar-benar mengabdi sepenuh hatinya kepada keluarga pengusaha kaya tersebut. semua kehidupannya mulai berubah secara perlahan. banyak hal yang bisa ia pelajari dari keluarga tersebut. akhirnya, dia mengikuti semua ilmu yang pernah ddipelajari selama bekerja di keluarga pengusaha kaya tersebut. dia muloai membuka usaha. mulai dari kecil-kecilan akhirnya dia menjadi sukses. kehidupan sosialnya mulai berubah. dia bisa mengangkat derajat kehidupan ekonomi keluarganya. walalupun telah sukses dia tidak menjadi sombong.

dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormatat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. dilihat dari studi kasus yang ada, dengan kesetiaannya serta pengabdiannya yang sungguh-sungguh uphik akhirnya berhasil menjadi seorang yang sukses. selama dia bekerja dilakukannya dengan ikhlas tanpa keluh kesah. dia selalu bersabar selama bekerja.Jadi, dapat dilihhat bahwa pengabdian itu berasal dari tanggung jawab yang besar. pengabdian itu membuat seseorang berubah manjadi yang lebih baik. semua yang diniatkan baik dari hati pasti aakan mendapatkan hasil yang baik juga.


F.PENGERTIAN PENGORBANAN

Pengorbanan adalah pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian. Dalam pengadian selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu pengorbanan menuntut pengabdian.
Hidup adalah sebuah perjuangan yang selalu harus dilakukan oleh setiap makhluk agar tetap bertahan hidup. Pengorbanan itu sendiri bisa berbentuk material (yang bisa dilihat, dipegang) dan berbentuk immaterial (hanya bisa dirasakan). dan pengorbanan yang dilakukan dengan tulus dan tujuan mulia pasti akan memberikan hasil yang luar biasa (tidak sia-sia atau percuma).
Pengorbanan yang terbesar adalah pengorbanan yang dilakukan untuk keselamatan banyak jiwa, pengorbanan yang tak memandang kesalahan dan perbuatan baik dari ciptaan-Nya. dan pengorbanan sebesar dan setulus ini belum pernah dilakukan oleh siapapun selain dari Tuhan itu sendiri.
Jika Tuhan mau berkorban untuk kita, maka kitapun jangan ragu untuk melakukan hal yang sama, tetapi perhatikanlah tujuan atau arti pengorbanan yang dilakukan apakah untuk hal mulia atau untuk hal yang konyol.


G.AKIBAT DARI PENGORBANAN
Pengorbanan terjadi karena adanya  pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta, benda, pikiran, perasaan, bahkan berupa nyawa. Pengorbanan dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih, dan tanpa mengharapkan balasan. akibat dari pengorbanan ialah kita kehilanggan sesuatu baik apapun itu.
CONTOH PENGORBANAN
di suatu negeri yang kelaparan, ada seorang ibu yang berkerja keras untuk menghidupi anaknya, ibu itu disiksa oleh majikkannya namun dia tetap bertahan agar tetap dapat berkerja agar anak nya tidak semakin kelaparan. jika pulang membawa makananan ibu itu langsung memberikkan pada anaknya jauh lebih banyak dari bagiannya. dan merasa senang anaknya bisa makan walau dia kelaparan dan tersakiti. suatu hari si ibu di pecat karena negeri itu memang sudah krisis, ibu dan anak itu kelaparan  berhari hari kelaparan si ibu sudah melakukkan banyak hal agar anaknya bisa makan, sampai suatu hari si ibu tidak tau lagi harus bagimana, dan anaknya semakin kelaparan. si ibu karena cintanya yang besar pada anaknya memotong dagingnya sendiri dan memasak daging tersebut untuk dimakana anaknya.
begitu besar pengorbanan seorang ibu kepada anakknya kerana itu sebagai anak kita harus berbakti menjaga merawat dan menyanyangi ibu kita.




BAB 10

Manusia dan Kegelisahan


MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A.PENGERTIAN KEGELISAHAN

Kegelisahan berasal dari kata gelisah , yang berarti tidak tentram hatinya , selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Tidak lain dari semua itu adalah reaksi natural psikologis dan phisiologis akibat ketegangan saraf dan kondisi-kondisi kritis atau tidak menyenangkan. Pada masing-masing orang terdapat reaksi yang berbeda dengan yang lain, tergantung faktor-faktornya, dan itu wajar. Adapun bahwa manusia selalu merasa gelisah hingga membuatnya mengeluarkan keringat dingin, jantungnya berdetak sangat kencang, tekanan darahnya naik pada kondisi. Serta dapat juga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahanhanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahan merupakansalah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

B.MACAM-MACAM KEGELISAHAN

1)Kegelisahan negatif
Kegelisahan yang berlebih-lebihan/yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada.
2)Kegelisahan positif
Kegelisahan dalam arti yang baik digunakan sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi.
Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

C.MACAM-MACAM KECEMASAN

Menurut Sigmund Freud, kecemasan dibagi menjadi tiga macam, yakni :

a) Kecemasan obyektif/kenyataan
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan sesorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya. Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan mungkin merupakan pembawaan dari generasi sebelumnya.
Rasa ketakutan atau kecemasan ini lebih mudah diperoleh selama masih bayi atau kanak- kanak, karena organisme yang masih muda lemah dalam menghadapi bahaya- bahaya dari luar dan sering kali dikuasai oleh ketakutan egonya belum berkembang sampai titik, dimana organisme dapat menguasai rangsangan- rangsangan yang jumlahnya berlebihan. Itulah sebabnya kita perlu melindungi anak yang masih kecil terhadap pengalaman- pengalaman traumatic (pengalaman kecemasan).

b) Kecemasan neurotis (saraf)
ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Kecemasan neurotis selalu berdasarkan kecemasan tentang kenyataan, dalam arti kata bahwa seseorang harus menghubungkan suatu tuntutan naluriah dengan bahaya dari luar sebelum ia belajar merasa takut terhadap naluri- nalurinya. Kecemasan neurotis dapat dibedakan dalam tiga bentuk:

1.    Bentuk kecemasan yang berkisar dengan bebas dan menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan lingkungan yang kira- kira cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
2.    Bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Sifat khusus dari pobia adalah bahwa, intensitif ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya. Misalnya, seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah di analisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya, sehingga ia mendapatkan hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
3.    Reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neurotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh dia. Meskipun ego dan super ego melarangnya.


c) Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antar lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, dan lain lain. Sifat sifat seperti itu adalah sifat sifat yang tidak terpuji , bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa .
Misalnya sesorang yang mersa dirinya kurang ganteng, maka dalam pergaulan ia terbatas kalau ia tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan kawannya lebih dinilai sebgai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Studi kasus; manusia memang tak luput dari kesalahan dan dari kesalahan inilah manusia sering kali gelisah oleh Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai yang terkadang juga berbuat dan berakibat fatal bagi dirinya.
Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat menjelma seperti :
1. Keterasingan
Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

A. Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.
B. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun biasanya bersumber pada faktor yang pertama.

2. Kesepian
Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkungan sehingga merasa kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

3. Ketidakpastian
Berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang jelas. Itu semua disebabkan oleh pikiran yang tidak dapat berkonsentrasi yang mengacaukan pikirannya.
E.Mengapa Kegelisahan sering Dialami Manusia?
Umumnya manusia tidak menyukai kegelisahan dan mendambakan kebahagiaan. Tapi justru yang ditakutkan itu sering datang pada kehidupan kita. Dan yang didambakan itu sering menjauh dari kita. Mengapa?
Kegelisahan tidak jarang bersahabat dengan umumnya kita. Ada yang gelisah karena faktor-faktor materi, ada juga yang bukan karena hal-hal yang material. Mungkin kegelisahan itu disebabkan antara lain:
1. Kesulitan ekonomi
2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
3. Penyakit yang menahun
4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
5. Takut kehilangan pasangan hidup
6. Khawatir gagal dalam berkarier
7. Dan lainnya

OPINI :
kegelisahan sebenarnya bisa diatasi tetapi terkadang manusia sulit untuk mengatasinya. kegelisahan dapat di lawan  dengan ketenangan, tetapi itu sulit diatasi oleh manusia. dalam keadaan tertekan manusia sering mengalami kegelisahan, egelisahan selalu menyelimuti manusia. salah satu cobaan pada diri manusia adalah kegelisahan. dan bedanya kegelisahan ini dengan cobaan yang lain adalah kita dapat merasakannya walaupun tak ada yang menyakiti kita. kegelisahan dapat terjadi saat diri kita berada dalam situasi ketidakpastian, kesepian, ataupun keterasingan. bahkan kita tidak mengetahui penyebab kita gelisah. dan memang hidup itu penuh misteri. manusia tidak akan pernah terlepas dari hal semacam kegelisahan yang menjadi misteri hidup selama manusia hidup

D.PENGERTIAN DAN SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan. Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutan itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan, seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian yang disebut stess. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.

2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbil kareana pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bentuk intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis, ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa takut lain aialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neoritis yang sangat menyakitkan dengan jalan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya

3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dendam, itu merupakan sebagaian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.

Sifat-sifat seperti ini adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misal seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidak mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Contoh Orang yang Gelisah
Ø  Pada saat mendengar bencana di Jepang. Keluarga yang mendengar bencana tersebut pasti gelisah terlebih bila dia belum mendapat kabar dari keluarga yang berada disana.
Ø  Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir.
Ø  Pada saat seseorang gagal dalam mencapai sesuatu yang telah ia impi-impikan. Pada kejadian ini orang tersebut telah berusaha dan berjuang untuk mendapatkan sesuatu itu, namun pada saat ia mendengar bahwa ia gagal ia akan merasa gelisah sekali karena apa yang telah ia coba dan ia usahakan tidak berhasil ia dapatkan.


E.SEBAB-SEBAB KEGELISAHAN

Apabila kita kaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan) orang tentu akan gelisah. Hal ini disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.

F.USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.





G.PENGERTIAN KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehinga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, mengganggu ister orang, menghina orang sombong.

Keterasingan dalam hal ini dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku, maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.

Orang yang bersifat sombong angkuh, besar kepala, tidak menghormati orang lai selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibensi orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.

Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapi sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah, terasing
H.PENGERTIAN KESEPIAN
• Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernag mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

• Sebab-sebab terjadinya kesepian:
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang hidup sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.

Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.

***Studi Kasus***

menurut saya, arti dari keterasingan dan kesepian itu beda tipis.
contoh:
untuk studi kasus keterasingan: ada seorang anak dan dia itu sangat pintar, namun pada saat ini dia membuat suatu kesalahan besar yang membuatnya bahkan teman-temannya sendiri menjauhinya karena kesalahan dia tersebut. dapat disimpulkan bahwa teman-temannya sudah tidak mau berteman dengannya lagi karena dia seperti itu rupanya. padahal anak ini dia difitnah oleh seorang kawan yang lainnya.
atau contoh kasus lain lagi:
ada seseorang yang terlibat kasus narkoba lalu dia bebas dari penjara, pasti otomatis keluarga bahkan teman dekatnya (dulu) pun sudah enggan untuk mendekatinya lagi, meski dia sudah tobat.

untuk studi kasus kesepian:
agak sama namun ada yang berbeda dari keterasingan (ada sebab akibat)
kalo kesepian kebanyakan hanya “akibat” saja menurut saya,
misal, ada seseorang yang sangat pendiam dari dulu, makanya dia sudah termasuk tipe orang yang kesepian,
atau ada seorang cowok / cewek yang tidak pernah pacaran plus orang pendiam, maka disaat malam minggu orang ini akan merasa kesepian pada lahir dan batin,

dari studi kasus diatas kita semua dapat mengetahui bahwa manusia, kegelisahan,keterasingan dan kesepian sangat berkaitan erat dalam kehidupan kita. keterasingan dan kesepian membuat kita menjadi manusia yang serba egois, individualis dan tak bersahabat dengan lingkungan sekitar kita. keterasingan membuat kita selalu merasa kesepian walaupun sebenarnya banyak sekali orang dan suasana yang ingin sekali kita bergabung bersama mereka. jadi janganlah menjadi manusia yang terasing dan merasa kesepian. let’s enjoy your life .




I.PENGERTIAN KETIDAK PASTIAN

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Penyebab terjadi nya ketidak pastian :
1. obsesi
2. phobia
3. kompulasi
4. hysteria
5. delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi



J.USAHA-USAHA MENGATASI KETIDAK PASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru berkurang kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama hams mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita hams bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi
Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya krasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa kita.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. kita hams percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Matra Pengasih, Maha penyayang dan Maha Pengampun.

misal
1.akibat yang paling buruk yang manakah yang akan kita tanggung
2.akibat yang paling buruk apakah yang akan terjadi
3.mengapa hal itu terjadi ?
4. apa sebabnya hal itu terjadi






SUMBER :

sarahabibah di 05:59

http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-kegelisahan.html?m=1

http://abdulghoni-asykur.blogspot.com/2011/04/ibd-bab-10.html?m=1

Refrensi : Buku Ilmu Budaya Dasar,Universitas Gunadarma.


http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-tanggung-jawab.html?m=


http://raymond-choky.blogspot.com/2012/05/pengertian-pengorbanan.html?m=1

http://rakaestu.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html?m=1



http://meilimeili.wordpress.com/2011/03/30/bab-vii-manusia-dan-tanggung-jawab-pengabdian-dan-macam-macam-pengabdian/



BAB 11 DAN 12 ILMU BUDAYA DASAR

BAB 11
MANUSIA DAN HARAPAN


A.PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan". Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak. Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

B. PERSAMAAN HARAPAN DAN CITA-CITA
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

C. CONTOH HARAPAN
Berikut beberapa contoh mengenai harapan :
1. Rini seorang mahasiswa , ia belajar tekunengan harapan mendapatkan IPK yang maksimal dalam semester ini.
2. Farida rajin berdagang baju keliling, dengan harapan suatu saat dia dapat membeli kios.
Dari kedua contoh diatas, diketahui apa yang diharapkan Rini dan Farida merupakan buah


dari keinginan.Untuk itu mereka perlu bekerja keras untuk mewujudkannya. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita umumnya setinggi langit. Namun ada beberapa persamaan antara harapan dan cita-cita, diantaranya:
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya dengan cita-cita ataupun harapan seseorang menginginkan hal yang lebih baik.

D.Penyebab Manusia Memiliki Harapan

Menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut oleh suatu pergaulan hidup,yakni ditengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik maupun jasmani.Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain,yaitu:
1. Dorongan Kodrat
2. Dorongan Kebutuhan Hidup

E.PENGERTIAN BERDOA

1. Arti Doa
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya.

2. Tujuan Berdoa

Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT :
1. Agar selamat dunia akhirat
2. Untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Allah SWT
3. Meminta perlindungan Allah SWT dari syaitan yang terkutuk



F. MACAM-MACAM DOA

1. Doa Masalah (Permintaan)
Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a. Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata
b. Permintaan yang ditujukan selain kepada Allah SWT, padahal dia tidak mampu untuk memenuhi permintaan dan memberikan permintaannya. misalnya meminta kepada kuburan, pohon dan lain-lain.
2. Doa Ibadah
Maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.


G. PENGERTIAN KEPERCAYAAN

Kepercayaan dalam bahasa inggrisnya dinamakan "trust or believe" ini merupakan suatu bentuk nyata dalam kehidupan dimana menjadi berharga dari intan berlian sekalipun. Agama pun mengajarkan pentingnya kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa atau Allah SWT. Ini esensi penting dalam beragama karena tanpa ini maka keimanan seseorang diragukan. Orang yang tidak mempercayai Tuhan adalah atheis. Seseorang yang akan menggadaikan barang di pegadaian tentu sang petugas pegadaian tidak percaya begitu saja tanpa adanya perjanjian kertas bermaterai. Surat inilah bukti kuat atas kepercayaan sang petugas pada si penggadai barang. Dimanapun kita berada kepercayaan mutlak diperlukan. Seorang karyawan tidak berhasil direkrut kalau sang bos tidak memberikan kepercayaan si karyawan tersebut. Seorang pemimpin dipilih rakyatnya melalui mekanisme pemilu juga karena kepercayaan. Kita bisa melihat tanpa adanya kepercayaan rakyat pada pemimpin negara niscaya hancur. Stabilitas keamanan dan politik menjadi terganggu.

H. TEORI KEPERCAYAAN

3 Teori Kebenaran

Teori-teori kebenaran yang telah terlembaga tersebut adalah :

1 Teori Kebenaran Korespondensi
Teori ini dikenal sebagai salah satu teori kebenaran tradisional atau teori yang paling tua.

2 Teori Kebenaran Koherensi
Teori ini juga termasuk dalam katagori teori tradisional yang dibangun oleh para pemiir rationalis seperti Leibniz, Sinoza, Hegel, dan Bradley.

3. Teori Kebenaran Pragmatis
Termasuk juga sebagai teori tradisional, paham pragnatis sesungguhnya merupakan pandangan filafat kontenporer yang berkembang pada akhir abad XIX dan awal abad XX oleh tiga filusuf Amaerika, yaitu C.S. Pierce, Wiliam James dan John Dewey.


Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas 4 KEPERCAYAAN :

1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya.

2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof. Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara : manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator).

4. Kepercayaan kepada Tuban
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya.

I.USAHA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA KEPADA TUHANNYA

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepadaTuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan.
Usaha itu antara lain :
a) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dennawan, dan sebagainya.
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
STUDY KASUS :
Kepercayaan terbagi menjadi 4 macam, setiap orang umumnya memiliki 4 kepercayaan tersebut dalam diri mereka, namun ke 4 kepercayaan tersebut tidak mutlak dimiliki oleh setiap orang.
Sebagai contoh dalam kepercayaan terhadap Tuhan di Indonesia sendiri belum sepehnuhnya dimiliki oleh setiap warga negaranya. Dikhususkan bagi kaum muslim di, kepercayaan terhadap Allah SWT adalah sebuah harga mati dalam meyakini agama Islam. Tidak ada suatu apapun yang memiliki kedudukan yang sama seperti Allah SWT. Dengan kata lain, Hanya kepada Allah lah setiap umat Islam menyembah. Tiada suatu halpun yang layak disembah kecuali Allah SWT. Ini berarti hanya kepada Allah juga kita memohon ataupun mengharapkan segala sesuatunya. Hanya kepada Allah buka kepada sesuatu hal yang lain selain Allah SWT.
Namun nyatanya di Indonesia ini, ada beberapa golongan dari sebagian warga negara Indonesia yang memohon atau mengharapkan sesuatu bukan dari Allah semata, namun bisa dari sebuah batu, pohon besar, prasasti atau peninggalan kuno dan sebagainya yang mereka anggap mempunya kekuatan untuk dapat mengabulkan permohonan mereka.
Di Indonesia masih banyak kelompok-kelompok yang seperti itu. Mereka mempercayai kekuatan selain kekuatan Allah Yang Maha Kuasa untuk mengabulkan segala harapan mereka. Hal ini bukan merupakan hal baru di Indonesia, namun kebudayaan seperti ini sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Kebudayaan yang sudah mendarah daging ini tetap dilestarikan oleh sebagian kelompok tertentu di Indonesia.
Tentu dalam Ajaran Islam, hal tersebut merupakan hal yang sangat tidak dibenarkan karena mereka telah menganggap sebuah ciptaan Allah mempunyai kekuatan seperti yang Allah miliki, hal ini biasa disebut dengan mempersekutukan Allah atau musyrik.
Biasanya orang-orang yang seperti ini akan me-nomor dua kan Allah. Jika hal tersebut sudah terjadi, maka keimanan mereka akan hilang dan mereka telah dianggap keluar dari agama Islam. Yang mereka percayai kini bukan lagi Tuhan mereka yaitu Allah SWT , melainkan sebuah ciptaan Allah tersebut.
KESIMPULAN :
Kepercayaan itu sendiri timbul dari hati setiap manusia, Kepercayaan adalah sebuah keyakinan. terkadang masih ada pula orang yang menyalahgunakan arti kepercayaan, Kepercayaan kedapa Tuhan adalah hal yang paling utama. karena adanya rasa kepercayaan tersebutlah yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. dan rasa percaya itu pun timbul hanya dari diri kita sendiri, rasa atas percaya kepada saudara-saudara kita dan sekitarnya, rasa percaya kita kepada Tuhan. dan bukan kepercayaan dari diri sendiri apabila semua itu hanyalah paksaan. Oleh karena itu, dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. jika kita pun ingin di percayai oleh oranglain, berikanlah kebenaran maka orang tersebutpun akan memberikan kepercayaan nya kepada kita. begitu pula sebaliknya ;)







BAB 12
MANUSIA,HIDUP,DAN KEMATIAN

Manusia dan kematian adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, bak sekeping mata uang logam, keduanya saling bertautan. Selaras dengan hukum alam –sunnatullah-, bahwa setiap yang mempunyai jiwa akan mengalami kematian, maka kematian manusia adalah hal yang pasti dan tidak dapat terelakkan.

Kematian manusia adalah proses yang terus berlangsung. Kematian manusia, karenanya, adalah problema manusia masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Problema seperti ini kita sebut problem filosofis-eksistensial yang tak kenal batasan spasio-temporal. Namun demikian, bingkai historis tetap diperlukan untuk memberi insight tentang sebab-musabab dan dampak luasnya terhadap keadaan kemanusiaan.

Dalam makalah ini kami ingin paparkan sekelumit tentang manusia dan kematian yang meliputi hakekat kehidupan, kematian, keutamaannya dan persiapan menghadapinya dengan merujuk kepada al-Qur'an dan Hadits.

A. PENGERTIAN HIDUP
Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Atau hidup adalah suatu sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Jadi, hidup itu merupakan sumber kenikmatan; sebab dengan adanya hidup maka tidak seorang pun dapat menikmtai arti kehidupan dunia serta merasakan pembalasan baik buruk di akhirta nanti.

Namun, lebih luas M. Mutawalli Asy-Sya'rawi mengatakan, bahwa kehidupan tidak terbatas hanya pada kehidupan jin dan manusia, tapi mencakup semua makhluk yang ada di alam ini. Beliau menganggap salah selama ini orang-orang terlanjur mendefenisikan makhluk hidup itu sebagai sesuatu yang dapat merasa dan bergerak, padahal yang sebenarnya makhluk hidup itu semua benda yang dapat melaksanakan fungsinya di alam ini.

Sepintas kita melihat benda padat (jamad) itu memang tidak bergerak (mati), padahal yang sebenarnya ia hidup. Kesimpulan kita selama ini hanya didasarkan pada interpretasi umum yang menyatakan bahwa gerak merupakan ciri bagi makhluk hidup. Bahkan dijelaskan dalam al-Qur'an bahwa benda padat bisa menangis (QS. Al-Dukhan:29), bisa mendengar (QS Fushshilat:11) dan bisa berbicara (QS. al-anbiya:79;al-Isra:44).

Dunia ini diciptakan oleh Allah sebagai tempat kehidupan dan kematian. Sedangkan alam akhirat dijadikan sebagai tempat pembalasan dan kemudian tempat yang kekal abadi.

Allah telah menciptakan hamba-Nya di dunia ini untuk menyembah hanya kepada-Nya serta menguji mereka, sehingga dapatlah diketahui siapa di antara mereka yang paling baik amalnya, nanti akan diberi balasan pahala, atau siapa yang berbuat durhaka maka nanti akan mendapatkan siksa. Firman Allah swt

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.(QS. Al-Kahfi: 7)

Allah menjadikan manusia bertempat tinggal di dunia, supaya mereka dapat mengetahui keagungan-Nya dan keluasan ilmu-Nya sehingga mereka mau mengabdi hanya kepada-Nya semata, merendahkan diri kepada-Nya, serta patuh dan tunduk di bawah keputusan takdir-Nya atau mengikuti kehendak-Nya.

Manusia lahir dari perut ibunya tanpa pengetahuan dan kesanggupan apa-apa untuk memberi, menolak atau menghindarkan diri dari suatu bencana atau mendatangkan sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri. Pendek kata ia masih merupakan seorang hamba yang pada Zatnya senantiasa membutuhkan kepada penciptanya. Maka tatkala Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadanya; mencurahkan rahmat dan memberikan sebab-sebab terwujudnya kesempurnaan dirinya lahir batin, memberikan segala macam nikmat-Nya, yang tak mungkin dapat disebutkan dengan lisan maupun tulisan, lantas manusia yang miskin ini mengaku bahwa dirinyalah yang memiliki kekuatan dan sebagai kekuasaan, serta mendakwakan dirinya sebagai penguasa di samping Allah. Ia telah memandang dirinya tidak seperti pandangannya yang pertama ketika ia masih merupakan sesuatu yang asal kejadiannny dari ada, fakir, serba membutuhkan. Ia seolah-olah tidak pernah menjadi makhluk yang miskin lagi kekurangan.

B. PENGERTIAN MATI
Mati ialah terputusnya hubungan roh dengan lahir batin, perpisahan antara keduanya, pergantian dari yang satu keadaan kepada keadaan lain. Mati berbeda dengan tidur, karena tidur terputusnya roh sementara dengan hubungan-hubungan lahiriah.

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Zumar: 42)

Maksud ayat di atas, Allah yang menggenggam roh di saat telah tiba saatnya, yaitu tidak adanya hidup, jiwa dan gerakannya. Dan Allah juga menggenggam roh yang belum datang masa ajalnya, di saat ia sedang tidur, di mana roh tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membedakan dan dan merasakan sekalipun secara batin. Sebab di saat tidur, hidup, jiwa dan gerakan masih ada. Karena itu para ulama mendefenisikan tidur itu sebagai satu naluri yang dengan paksa menimpa seorang, sehingga menghalangi perasaannya untuk mengadakan dan melengahkannya dari kesanggupan untuk mengerti.

Ada pula yang berpendapat bahwa tidur itu adalah pingsan yang hebat yang menimpa pikiran, sehingga menghalangi mengetahui sesuatu yang ada ini.

Dalam keadaan bangun, maka roh manusia berjalan dalam tubuh lahir batin. Dan mengerti tentang Allah menggenggam roh di kala dalam keadaan tidurnya dan dalam keadaan matinya dengan genggaman yang melepaskan dan menahan yaitu Allah menutup roh dengan sesuatu yang dapat mencegahnya dari melakukan segala sesuatu yang dapat dipegang (digenggam). Yang belum sampai batas waktu ajalnya, dilepaskan kembali dan yang sudah sampai kepada maut, maka ditahannya hingga hari kiamat.

Adapun kematian itu sendiri adalah batas kesempurnaan roh (jiwa) dalam hidup (umur). Maka maut berarti menghilangkan seluruh seluruh daya rasa selama roh itu berada di genggaman Allah. Atau maut merupakan penyempurnaan keseluruhan secara hakiki yakni mati dan yang lain adalah penyempurnaan tidur (tidur sempurna), sebab pada hakikatnya adalah mati juga.

Sementara mengenai mati, Munandar Sulaeman mengatakan bahwa kata mati berarti tidak ada, gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani, kosong, berhenti, padam, buruk, lepasnya ruh dari jasad (QS. 2:28; 2:164; 33:52; 6:95).

Sedangkan pengertian mati yang sering dijumpai dalam istilah sehari-hari adalah:
1. kemusnahan dan kehilangan total roh dari jasad.
2. terputusnya hubungan antara roh dan badan.
3. terhentinya budi daya manusia secara total.

Mengenai pengertian mati yang pertama dan kedua di atas, kalau dikaji dengan keterangan-keterangan yang bersumber dari agama (Islam), maka kematian bukanlah kemusnahan atau terputusnya hubungan. Kematian hanyalah terhentinya budi daya manusia pada alam pertama, yang nanti akan dilanjutkan kehidupannya pada alam kedua. Ajaran agama menggambarkan adanya konsepsi pertalian alam dunia dan alam akhirat serta menggambarkan prinsip tanggung jawab manusia selama hidup di dunia. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad saw. : "apabila anak Adam telah mati, maka terputuslah daripadanya budi-dayanya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang berguna, atau anak saleh yang mendoakan kebaikan bagi kedua orang tuanya". Demikian pula firman Allah:
dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.(QS. Al-Baqarah:154)

Sedangkan proses kematian manusia itu sendiri tidak dapat diketahui dengan jelas, karena menyangkut segi fisik dan segi rohani. Dari segi fisik dapat diketahui secara klinis, yaitu seseorang dikatakan mati apabila pernapasan dan denyut jantungnya berhenti. Dari segi rohani ialah proses roh manusia melepaskan diri dari jasadnya, oleh karena itu proses kematian dari segi rohani ini sulit dijelaskan secara inderawi, tetapi nyata terjadi.

Mengenai roh, para ulama saling berbeda pendapat, sehingga menjadi dua golongan. Segolongan bersikap diam dan tidak mau mengatakan pengertian roh dan tidak mengadakan apa-apa. Hanya mereka itu berkata: "Roh adalah tetap pada urusan Tuhan dan termasuk rahasia-Nya yang Allah perlihatkan gejala-gejalanya dengan ilmu-Nya, tetapi Dia tidak memberikan ilmu dan pengetahuan tentang roh itu kepada siapa pun. Inilah sebagai alasan mereka, seperti yang telah difirmankan oleh Allah:
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".(QS. Al Israa' : 85)

Kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai manusia dewasa ini (bahkan sampai kapan pun) ternyata tidak sanggup mengatasi masalah kematian. Ilmu pengetahuan hanya mampu menyelidiki sebab-sebab kematian, sekalipun bahwa pada hakikatnya tidak ada sebab kematian kecuali ajal.

Kematian bukanlah proses akhir bagi kehidupan sebenarnya, tapi hanya merupakan tempat singgah (transit). Ada empat fase yang telah dan akan dilewati manusia dalam perjalanan hidupnya:
1. fase kematian di alam substansi
2. fase kehidupan dunia
3. fase kematian di alam barzakh
4. fase kehidupan di akhirat (kehidupan sebenarnya, kekal dan abadi).

c. Keutamaan Mati

Keutamaan dan fungsi kematian sulit untuk dijawab apabila berdasarkan atas akal. Fungsi kematian ada apabila jawabannya bersumber dari ajaran-ajaran agama. Ajaran agama tidak memandang semata-mata sebagai kematian fisik, tetapi berfungsi rohaniah, yaitu untuk memberikan pembalasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup. Fungsi kematian adalah untuk menghentikan budi-daya, prestasi dan sumbangan seluruh potensi kemanusiaannya .

Seseorang yang berkecimpung dalam kemewahan dunia dan tenggelam karena tertipu oleh keindahannya serta sangat mencintai kesenangan-kesenangannya, pastilah ia lupa untuk mengingat kematian. Bahkan ia tidak ingat sama sekali bahwa suatu ketika ia juga akan mati. Seandainya ia diingatkan oleh orang lain, ia malahan membencinya. Golongan semacam ini telah disebutkan Allah dalam firman-Nya:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu'ah:8)

Orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji. Berbeda dengan orang yang selalu mengingat mati. Ia akan menjauhi sifat-sifat yang tidak terpuji. Karena itu, mengingat mati termasuk salah satu yang terpuji dan yang paling utama.
Banyak hadits nabi yang menganjurkan mengingat mati, di antaranya adalah:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَذَّامِ اللَّذَّاتِ (رواه الترمذي)
"Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kenikmatan)" (HR. Tirmidzi)

Dengan kematian, seorang mukmin akan mendapat pahala dan ganjaran, sebab ia bersabar dalam menerima penderitaan dan kesakitan mati.

Sebenarnya, dengan dirahasiakannya kematian itu ada hikmah yang dapat diambil oleh manusia. Pertama, setiap saat manusia akan selalu sadar dan yakin bahwa ia akan menjumpai kematian, dengan demikian manusia akan bersegera melakukan amal kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan maksiat. karena merasa takut jika tiba-tiba ajal menjemput sementara amal kebaikan dirasa masih sedikit. Kedua, kita merasa yakin bahwa tidak ada sebab kematian kecuali ajal, karena sesungguhnya segala sebab kematian yang kita perhitungkan seperti rasa sakit, ketuaan dan lain sebagainya hanyalah merupakan sebab yang tidak hakiki. Karena, jika mati datang, ia tidak memerlukan sebab.

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal[696]. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).

d. Menyiapkan Diri Untuk Mati

Dalam menyikapi kematian, tiap orang bermacam-macam sesuai dengan keyakinan dan kesadaran yang dimilikinya, di antaranya adalah:
1. orang yang menyiapkan dirinya dengan amal perbuatan yang baik karena menyadari bahwa kematian bakal datang dan mempunyai makna rohaniah.
2. orang yang mengabaikan peristiwa kematian, yang menganggap kematian sebagai peristiwa alamiah yang tidak ada makna rohaniahnya.
3. orang yang merasa takut atau keberatan untuk mati karena terpukau oleh dunia materi.
4. orang yang ingin melarikan diri dari kematian karena menganggap bahwa kematian itu merupakan bencana yang merugikan, mungkin karena banyak dosa, hidup tanpa norma, atau beratnya menghadapi keharusan menyiapkan diri untuk mati.

Menurut Zakiah Daradjat, khusus pada usia remaja, kematian dipandangnya sebagai akhir yang harus dialami oleh setiap manusia dan mati merupakan suatu bencana alamiah yang besar, oleh karenanya remaja merasa takut, ia tidak ingin menghayalkan bahwa ia akan terlepas dari bencana mati itu, akan tetapi ia mencari keyakinan logis yang lebih mendalam, misalnya dengan mempercayai adanya kehidupan akhirat, sehingga kecemasan terhadap mati akan berkurang dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan akhirat sesudah mati, termasuk adanya surga dan neraka, sehingga hal ini akan mendorong dia untuk mempersiapkan diri dengan memperbanyak berbuat kebaikan.

Ketakutan remaja akan kematian dirinya, karena:
1. berpisah dengan orang-orang yang disayangi dan kuatir meninggalkan mereka.
2. rasa dosa, takut bertemu dengan Allah, seolah-olah takut akan hukuman akhirat.
3. ambisi dan cita-citanya belum dan tidak akan tercapai.

Oleh karena mati adalah pasti, maka sebagai seorang mukmin harus mempersiapkan diri dalam arti tidak lengah untuk mengingat mati yang ada di hadapannya, serta mengingatkan sahabat-sahabatnya atau teman-temannya, sehingga mereka akan mengingat tempat kembalinya yang berada di dalam bumiyang akan menghapuskan wajah-wajah mereka yang baik serta pembalasan yang akan terjadi dalam kuburan mereka, bagaimana anak-anak mereka terlepas, harta mereka tinggalkan, majelis-majelis mereka serta bekas-bekas mereka akan putus. Sabda Nabi Muhammad saw.:
اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ . وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللهِ (رواه ابن ماجه)
"orang yang cerdik ialah menjauhkan nafsunya dan beramal untuk(persiapan)setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang menurutkan hawa nafsunya kemudian berharap kepada Allah (untuk mengampuninya") (HR. Ibnu Majah)

Kematian adalah musibah yang besar dan penderitaan yang hebat. Akan tetapi justru yang lebih hebat lagi adalah sikap melalaikan diri untuk mengingat kematian, tidak mau merenungkan soal ini dan tidak mau beramal guna menyongsong kematian itu. Kematian sungguh menjadi suatu pelajaran bagi orang yang mau menyadarinya.


KESIMPULAN

Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Arti kehidupan bagi seorang Muslim adalah sebagai kesempatan untuk beribadah kepada Allah swt. sebagai bekal untuk menghadapi hari kemudian (akhirat).

Mati ialah terputusnya hubungan roh dengan lahir batin, perpisahan antara keduanya. Bagi seorang muslim, mati bukanlah akhir segalanya. Mati lebih merupakan laksana untuk menuju kehidupan selanjutnya yang kekal dan abadi (akhirat).

Kehidupan setelah kematian merupakan pembalasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Sehingga bagi orang yang ingat akan mati, dia akan mempersiapkan dirinya dengan banyak beramal saleh, berlaku zuhud dalam hidupnya dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji.



DAFTAR PUSTAKA


Sumber : http://ratrismart.blogspot.com/2010/05/bab11-manusia-dan-harapan.html

cynthia di 17.47
http://mikaelvoni88.blogspot.com/2011/05/rangkuman-2-bab-xi-manusia-hidup-dan.html?m=1

http://agustinadewic.blogspot.com/2011/04/bab-11-manusia-harapan.html?m=1