BAGIAN 1 PART 2 : Long Time No See
“Lis ! ikut kita ke kantin gak ?”
Tanya Dinda
“yah, jangan dulu ! aku masih mau
ngobrol sama Lilis !”ujar Revan melarang.
Tiara tau pasti Lilis senang
mendengar hal itu ...
“yo wes, kita berdua ke kantin
dulu,” ucap Tiara menarik Dinda pergi.
“Luvya ! Aling ! kalian tidak
ikut Tiara dan Dinda ke kantin ?” Tanya Lilis.
Luvya dan A Ling menggeleng
kompak. Luvya dan A Ling memilih pergi ke perpustakaan sekolah untuk
mengembalikan buku. Sebenarnya Lilis yang hobi baca juga mau ikut Luvya dan A
Ling ke perpustakaan tapi Lilis mengurungkan niat ya karena tidak enak
meninggalkan Revan.
Luvya dan A Ling pun memasuki
ruang perpustakaan yang cukup sepi. A Ling sibuk membaca buku-buku ensiklopedia
sementara Luvya masih bingung mencari buku novel yang ingin ia pinjam.
“ssstttt.... A Ling ??” bsisik
Luvya
“Ha ?? apaan ??” A Ling masih
terus sibuk membaca
“itu, ada Hafiz !!” ujar Luvya menunjuk Hafiz, siswa SMKN 48 jurusan
Broadcasting yang ada di seberang meja Luvya dan A Ling.
A Ling terkejut. Dimana ada Luvya
dan A Ling pasti di situ ada Hafiz, secara tidak sengaja pasti mereka hampir
selalu bertemu. Walaupun satu sekolahan tapi Luvya dan A Ling tidak begitu
mengenal Hafiz. Tapi anehnya mereka bertiga selalu saja bertemu, entah itu di
kantin, mushola, perpustakaan, ruang TU, bahkan mereka bisa satu eskul. Waktu itu
Luvya dan A Ling ikut eskul basket, ternyata Hafiz juga mengikuti eskul itu. Kemudian
sewaktu Luvya dan A Ling keluar dari eskul basket dan akhirnya ikut eskul rohani
isla, tau-tau Hafiz juga ikutan eskul rhani islam. Luvya dan A Ling jadi suka
ketawa sendiri kalau ingat-ingat hal itu.
“ya, gue kira dia baca buku ke
perpustakaan, tau-tau nya dia keperpustakaan Cuma buat numpang tidur,” bisik
Luvya
A Ling menahan tawa ya melihat
Hafiz yang menutup wajah ya dengan buku.
“numpang ngadem kali ya diaa...
!!” celetuk Luvya.
Maklumlah ruang perpustakaan
dilengkapi dengan pendingin udara sih. Jadi udara di ruang perpustakaan rasanya
sejuk banget.
“loe udah dapet buku yang mau
dipinjam ?” Tanya A Ling
Luvya dan A Ling pun segera
keluar dari perpustakaan setelah meminjam buku. Namun baru beberapa langkah
keluar dari pintu perpustakaan, ada seseorang yang memmanggil mereka.
“tunggu !!!” ujar Hafiz
Luvya dan A Ling saling
berpandangan. Ada angin apa samapai pemuda berkulit putih itu mau menghampiri
mereka berdua. Hafiz memeberi senyuman hangat sebelum memulai pembicaraan.
“loe Luvya dan A Ling kan ?”
tanya Hafiz mengarahkan pandangan pada ke dua gadis manis itu.
“gue Hafiz .. ee....A Ling !”
Ucap Hafiz ragu-ragu.
Luvya segera menyenggol tangan A Ling, A Ling memang tetap sibuk
dengan buku yang baru di pinjam nya.
“ya ?” A Ling mencoba tenang
“selamat ulang tahun ya !! gue
inget ulang tahun loe karena waktu gue ulang tahun, loe ngucapin ! kita kan
saling chat di dunia Friendster tapi tidak pernah ngobrol di dunia nyata
padahal kelas kita sebelahan loh !!” ujar Hafiz
Luvya ingin ketawa dengar.
“makasih ya udah inget, tapi
ulang tahun A Ling masih seminggu lagi tau...” ucap Luvya
“ha ? iya... biarin ! sengaja,
biar gue dapet traktirannya duluan ! hehehe ... ” kata Hafiz tertawa.
A Ling dan Luvya pun ikut
tertawa.
“happy birthday too you ! wish
you all the best !” Hafiz
“thanks..” ucap A Ling gembira.
A Ling tidak menyangka ternyata
Hafiz jadi orang pertama yang memebri nya ucapan selamat ulang tahun itu,
biarpun kecepatan seminggu tapi A Ling benar-benar menghargai hal itu. Baru kali
ini A Ling merasakan perlakuan spesial dari seorang pria di hari (menjelang)
ulang tahunnya. A Ling jadi merasa sangat beruntung.
********
Pagi-pagi sekali Luvya sudah sampai di sekolah
seorang diri.
Luvya memang paling rajin kalau
untuk urusan masuk sekolah. Halaman sekolah pun masih kosong. Tanpa ragu Luvya
mempercepat langkah nya menuju kelas.
“Luvya !!!” panggil Revan
menghentikan langkah Luvya.
Luvya heran ternyata Revan rajin
juga, jam segini sudah menampakkan diri di sekolah. Revan pun mengikuti Luvya
ke kelas Marketing, Rean mencari Lilis.
“Lilis lama banget sih dateng nya
!” ucap Revan
“loe ya aja yang kecepatan dateng
ya.” Ujar Luvya
“heheheeheee !! habisnya tidak
sabar ingin cerita sesuatu sama Lilis,” kata Revan santai.
Luvya hanya geleng-geleng kepala.
Luvya tidak bisa bayangkan kalau harus jadi Lilis mesti dengar keluh kesah
Revan tentang wanita sakit kali ya.
“ngapain kalian berduaan ! tidak
boleh tau !” ujar Dinda yang baru datang.
“apaan siihh ???!” sahut Luvya
tak mau menanggapi gurauan Dinda.
Dinda hanya tertawa diantara Lilis,
A Ling, Tiara dan Luvya yang paling gampang terpancing emosi adalah Luvya. Maklum
saja Luvya itu agak sesnsitiv biarpun kadang cuek keliatannya. Tak lama
kemudian Lilis pun datang. Tadi nya Lilis agak sebal melihat Revan yang
dekat-dekat dengan Luvya. Tapi rasa kesebalannya langsung hilang seketika
gara-gara Revan langsung menghampirinya.
“Lis, aku mau ngomong sesuatu....”
ujar Revan mengajak Lilis keluar kelas.
Hati Lilis bergetar mendengar nya.
Sekujur tubuh Lilis langsung jadi dingin seperti es. Lilis bertanya-tanya dalam
hati apa yang sebenarnya ingin dikatakan Revan pada nya. Lilis benar-benar
penasaran.
“sebenarnya aku ....” Revan
tampak gelisah.
Namun pandangan mata Lilis yang
begitu tenang dan lembut membuat Revan nyaman. Akhirnya Revan pun mengungkapkan
perasaan ya bahwa Revan sekarang sedih banget karena habis putus dengan
pacarnya. Sebenarnya hati Lilis senang mendengarnya karena bisa punya
kesempatan buat ada di hati Revan tapi di lain sisi Lilis ikut pedih melihat
kesedihan Revan yang sedang terpuruk karena putus cinta.
“padahal aku tuh serius sama dia,
aku juga setia banget sama dia selama ini tapi apa yang aku dapat ? yang
tersisa aku sendiri disini, ” ucap Revan meluapkan perasaan nya.
Lilis juga merasakan kepedihan
hati Revan itu. Lilis mencoba tersenyum menutupi hati nya sendiri yang juga
teriris perih mendengar keluh kesah sahabat yang ia cintai itu. Lilis berdiri
di samping Revan dengan tangan bergetar.
“kamu tidak sendiri ! di sini ada aku... ” lilis berucap sepenuh
hati.
Revan tersenyum mendengarnya.
“di sini ada aku yang slalu cinta
kamu Revan, ” ucap Lilis dalam hati, tak berani mengatakan.
“jangan sedih gitu donk ! menurut
Qs arum ayat 21 : .... dan dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara
kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang
yang berfikir-,” ujar Lilis mulai berdakwah.
Biarpun tidak begitu pintar dalam
pelajaran sekolah tapi Lilis cukup kuat Ilmu agama nya, maka nya tidak heran
Lilis lupa-lupa ingat ayat-ayat dan hadis Al Qur’an gitu.
“ah kamu malah ceramah ... hehehe
aku jadi tidak sedih lagi nih !” kata Revan tersenyum tulus.
“gitu donk ! lagi pula ada kok
seseorang yang suka sama kamu.” Sambar Lilis.
Revan berseri-seri mendengarnya. Revan
ingin sekali mengetahui siapa gadis yang menyukai nya itu. Perasaan sedih
karena patah hatinya segera lenyap mendengar ada seseorang yang mendambakan
dirinya.
“rahasia donk ! aku udah janji
tidak boleh bilang siapa wanita itu...” ujar Lilis membuat Revan penasaran.
“owwhhhh ya udah kalau gitu !
mulaihari ini aku mau berusaha jadi diri ku yang lebih baik demi wanita itu. Biar
tidak mengecewakan dia !!!” ucap Revan semangat.
Lilis senang sekali bisa membuat
Revan yang tadinya tidak semangat hidup sekarang jadi bersemangat lagi.
Biarpun terkadang Lilis tidak
mengerti apa cintanya pada Revan itu tapi Lilis cukup bahagia asalkan dapat
melihat senyuman Revan separuh nafas dan jiwa Lilis hanya untuk Revan. Meskipun
Revan tidka pernah menyadarinya.
“makasih Lis, kamu memang sahabat
terbaikku !” celetuk Revan
“yakin Cuma sahabat ??” sambar
Dinda yang dari tadi menguping.
“yoyoy ! aku kan selalu menjaga
persahabatan diantara aku dn Lilis ! ” jawab Revan tanpa dosa.
Lilis langsung tertunduk lesu. Sahabat
? tidak lebih.
“ya udah aku ke kelas ku dulu,
salam buat gadis itu ya !” ujar Revan berpaling pergi menjauh.
Lilis tersenyum ragu. Setelah Revan
makin jauh pergi menuju kelas ya... Luvya dan Dinda segera mengerubungi Lilis
yang tampak aneh tanpa ekspresi.
“memangnya wanita yang suka sama
Revan itu siapa Lis ?” tanya D inda heran penuh rasa penasaran.
“.... aku...”jawab Lilis pelan.
“aduh, loe giimana sih Lis !?”
celetuk Luvya menekuk keningnya sendiri.
Lilis hanya nyengir kuda ternyata
gadis alim seperti Lilis bisa bohong juga.
************
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar