PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Identitas Nasional”
Nama : <NPM>
Mira Fitriani (14215594)
Kelas : 2EA25
Universitas Gunadarma
2014-2015
Puji Syukur Kami Panjatkan
Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan Rahmat Serta Karunia-Nya Kepada Kami
Sehingga Kami Berhasil Menyelesaikan Makalah Ini Yang Alhamdulilah Tepat Pada
Waktunya Yang Berjudul “Globalisasi Dan Pngaruhnya Terhadap
Identitas Nasional“
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap dapat membantu pembaca dalam memahami
bagaimana pengaruh
dari Globalisasi terhadap Identitas Nasional, terutama terhadap bangsa
Indonesia.
Kami Menyadari Bahwa
Makalah Ini Masih Jauh Dari Sempurna ,Oleh Karena Itu Kritik Dan Saran Dari
Semua Pihak Yang Bersifat Membangun Selalu Kami Harapkan Demi Kesempurnaan
Makalah Ini Agar Menjadi Lebih Baik Dan Lebih Memiliki Informasi Yang Lebih
Lengkap Dari Sebelumnya
Akhir Kata Kami Ucapkan
Terimakasih.
Bekasi 20 Mei 2014
Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................i
Daftar Isi......................................................................................ii
2.0 Pendahuluan............................................................................1
2.0.1 Latar
Belakang...............................................................1
2.0.2 Rumusan Masalah...........................................................2
2.0.3 Tujuan Masalah...............................................................2
2.1 Pembahasan.............................................................................3
2.1.1 Pengertian Budaya............................................................3
2.1.2 Pengertian Globalisasi
Budaya………………………..……..4
2.1.3 Faktor Pendorong Terjadinya
Globalisasi Budaya ………...5
2.1.4 Dampak Globalisasi Pada Kebudayaan Dan Identitas ..…..7
2.2 Penutup……………………………………....……………………..11
2.2.1
Kesimpulan………………………………………...…………11
2.2.2
Saran……………………………...…………………………..11
Daftar
Pustaka.......................................................13
BAB I
2.0 PENDAHULUAN
2.0.1 Latar belakang
Globalisasi
adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar
ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu
pengertian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan
jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam
perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk
bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan,
nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan
globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan
dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi
kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian
orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan
dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi
global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
Produksi
global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses
dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu
dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di
belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi
pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan
teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan
terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti
kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi
juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya
berpakaian, gaya rambut, dan sebagainya
2.0.2 Rumusan
masalah
1. Apa itu Budaya?
2. Apa yang dimaksud
dengan Globalisasi Budaya?
3. Faktor-faktor apa
saja yang mendorong proses Globalisasi Budaya?
4. Apa dampaknya pada
Kebudayaan dan Identitas Nasional?
2.0.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa
pengertian dari Budaya
2. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan Globalisasi Budaya
3. Mengetahui apa saja
faktor-faktor yang mendorong proses terjadinya Globalisasi Budaya
4. Mengetahui dampak
dari Globalisasi Budaya terhadap Kebudayaan dan Identitas Nasional
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Budaya
Dalam pranala Wikipedia, didapatkan arti daripada budaya sebagai berikut:
“Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata Culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Dengan demikian, dapat di
identifikasikan bahwa budaya atau kebudayaan berasal dari manusia melalui suatu
proses berpikir dan bertindak. Hal itu dijelaskan bahwa budaya memiliki kaitan
dengan budi dan akal manusia. Sementara, mengolah tanah atau bertani juga
melalui proses-proses berpikir dan bertindak itu sendiri.
Sedangkan para ahli, mengemukakan
pendapatnya masing-masing mengenai budaya. Menurut Edward B. Taylor kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya mengandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sementara itu Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, menurut mereka kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Satu kesamaan dalam definisi tentang kebudayaan menurut para ahli,
adalah variabel yang menyusun kebudayaan sehingga dikatakan demikian, dan semua
itu memiliki sumber yang sama adalah masyarakat. Jadi, masyarakat sangat
memiliki peranan yang banyak dalam membentuk kebudayaan. Dalam hal ini,
tentunya sifat solid yang dimiliki oleh masyarakat sebagai suatu kesatuan
komunitas yang membentuk budaya, akan mampu mempertahankannya.
2.1.2 Pengertian Globalisasi Budaya
Dalam
definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya adalah Jan Aart
Scholte mengatakan globalisasi adalah, “serangkaian proses dimana relasi sosial
menjadi relatif terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bilamana menilik
definisi budaya, diatas, maka bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah, “serangkaian proses dimana relasi akal
dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”.
Hal
ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia
disuatu belahan bumi yang lain dengan yang lain. Sementara itu, dalam pandangan
kaum hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya
adalah, …homogenization of the world
under the auspices of American popular culture or Western consumerism in
general. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi
dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham konsumsi budaya Barat
pada umumnya. Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan
keanekaragaman istilah globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah
Westernisasi. Dimana ada penyebaran kebudayaan Barat terutama kebudayaan
Amerika.
Namun,
jika dilihat lebih lanjut, definisi dari paham hiperglobalis tidak bisa lepas
daripada sifat-sifat yang cenderung mengandung pikiran ekonomi, atau
berorientasi ekonomi. Hal itu jelas dapat dilihat dan dinilai, dari penekanan
paham konsumsi terhadap budaya Barat pada umumnya. Jadi bisa juga diartikan
bahwa, budaya Barat adalah budaya yang diperjual-belikan, sementara masyarakat
dunia pada umumnya adalah konsumen yang menikmati. Sehingga munculah kondisi
dimana istilah Westernisasi digunakan sebagai simbolis terhadap sifat
konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap bentuk pemerintahan atau
sistem politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi, bahkan hingga bentuk celana
Jeans atau kebudayaan. Masih
menyangkut tentang globalisasi budaya, dari definisi tersebut maka lahirlah apa
yang dikatakan sebagai global pop
culture. Global Pop Culture adalah budaya tren dalam suatu wilayah atau region yang kemudian dipopulerkan
hingga ke taraf dunia atau lingkup global.
Ciri
berkembangnya globalisasi kebudayaan, yaitu :
a.
Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b.
Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap
kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
d.
Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
e.
Berkembangnya mode yang berskala
global, seperti pakaian, film dan lain lain.
g.
Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
h.
Meningkatkan interaksi budaya antar negara melalui
perkembangan media massa
2.1.3 Faktor Pendorong Terjadinya Globalisasi Budaya
Berbicara mengenai faktor, sama seperti
berbicara mengenai alasan, sehingga tentunya akan muncul banyak alasan atau
faktor-faktor yang membentuk sesuatu tersebut menjadi sebuah masalah. Dalam
sebuah situs atau pranala, dikatakan sebagai faktor utama penyebab globalisasi budaya adalah pesatnya
perkembangan teknologi informasi, khususnya pada awal abad ke-20.
Sementara itu, pranala lainnya yang
membahas tentang global pop culture menyatakan
sejumlah faktor penyebab terjadinya globalisasi budaya adalah sebagai berikut:
“causes included the development of
new technologies and the economic globalization of capital, labor, natural
resources, production, and consumption. Political factors also played a role, from
imperialism and nationalism to totalitarian states and the Cold War; so to did
social struggles over the construction of race, class, ethnicity, religion, and
gender.” Ternyata, perkembangan teknologi tidak semata menjadi faktor
utama, dalam hal ini globalisasi ekonomi juga ikut berperan, bahkan hingga
kepada faktor-faktor politik. Hal ini juga menjelaskan mengapa globalisasi
tidak terlepas dari politik, ekonomi, bahkan budaya, yang ditenggarai sebagai
globalisasi ketiga.
Kebudayaan dalam suatu bangsa tentunya
akan berkembang dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi yang ada. Mulai
dari kebudayan yang masih dikatakan tradisional ,peralihan bahkan budaya yang
telah mengalami modernisasi. Perubahan atau pergeseran suatu kebudayaan sudah
sering kita dengar. Dan tentunya, semua memiliki faktor-faktor penyebab.
Faktor-faktor penyebab ini ada yang berupa faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya
yaitu adanya penemuan-penemuan baru yang hadi di kehidupan masyarakat seperti
discovery,invention, dan inovation. Faktor lainnya yaitu adanya pertambahan dan
pengurangan penduduk (kelahiran, kematuan, dan migrasi), adanya konflik yang
terjadi di dalam masyarakat, dan yang terakhir adanya pemberontakan atau
revolusi.
Faktor ekstern , merupakan faktor yang
sangat berpengaruh dalam perubahan kebudayaan suatu bangsa. Seperti yang telah
kita ketahui, yaitu adanya globalisasi yang telah menyebar luas melalui
berbagai media. Globalisasi ini dapat berupa kebudayaan asing yang masuk ke
dalam suatu bangsa. Masuknya kebudayaan asing ke dalam suatu bangsa dapat
berupa difusi (penyebaran kebudayaan), alkulturasi (penggabungan kebudayaan
namun masih terlihat ciri khas), dan asimilasi (penggabungan kebudayaan yang
menghasilkan budaya yang benar-benar baru). Dalam hal ini ,sangatlah diperlukan
rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri. Jika tidak, maka kebudayaan asli suatu
bangsa akan semakin terkikis sedikit demi sedikit dan bahkan akan menghilang.
Salah satu contoh perubahan kebudayaan
yang diakibatkan oleh globalisasi yaitu jenis makanan yang kita konsumsi juga
mulai terpengaruh akan budaya asing. Lihat saja di sebuah pertokoan atau
mall-mall .Banyak sekali yang menjual makanan luar seperti steak,burger dan
lain-lain. Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan tersebut karena
dianggap lebih modern dan praktis. Dan tanpa disadari, menjadi menu keseharian
dalam kehidupan masyarakat. Ini akan mengakibatkan semakin langkanya dan
dilupakannya jenis makanan khas atau makanan tradisional. Contoh lain yaitu di
daerah Sunda. Tampak secara jelas bahwa semakin jarang dan berkurangnya
penggunaan bahasa komunitas masyarakat sunda ,khususnya para generasi muda.
Para generasi muda mulai merasa “gengsi” menggunakan bahasa keseharian yang
memang mereka kuasai. Ini membuat seakan-akan bahasa sehari-hari di daerah
Sunda ini menjadi sebuah “keterbelakangan”.
Dari contoh diatas, jelas sekali
memperlihatkan bahwa generasi muda lebih menggemari kebudayaan asing . Sehingga
membuat budaya asli suatu bangsa bergeser posisinya. Padahal belum tentu budaya
asing tersebut akan cocok dengan kepribadian mereka. Jadi dapat disimpulkan
,bahwa walaupun kita tidak harus menolak secara seluruhnya akan budaya asing
yang datang, tetapi kita harus dapat menyaring atau memilah-milah mana saja
kebudayaan yang cocok atau dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima.
Semuanya kembali pada kesadaran masing-masing tiap individu, apakah ingin
memelihara kebudayaan suatu bangsa itu sendiri atau lebih memilih kebudayaan
asing yang akan selalu hadir dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi
yang ada.
2.1.4 Dampak Globalisasi Terhadap
Kebudayaan dan Identitas Nasional
Yang disebut dengan identitas nasional
merupakan suatu penjelmaan nilai-nilai budaya suatubangsa yang memiliki nilai
historis mengenai sejarah panjang dari suatu bangsa. Budaya it kemudian muncul
dan mendarah daging dalam nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang
kemudian tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Identitas Nasional itu sendiri
terdiri dari dua kata, yaitu “identitas” dan “nasional”. Secara
etimologi(bahasa), kata identitas memiliki arti ciri-ciri, sifat-sifat,keadaan
khusus yang melekat pada suatu halyang menunjukkan jati dirinya. Sedangkan
Nasional berasal dari kata ”nasion” yang berarti bangsa,menunjuk kepada sifat
khas kelompok yang memiliki kesamaan semangat, cita-cita, tujuan,ideologi,dan
lain sebagainya. Jadi Identitas Nasional itu sendiri dapat diartikan sebagai
ciri-ciriatau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsalainnya. Oleh karena ciri-ciri yang terdapat dalam
identitas nasional itu, suatu negara mampu menampilkan watak, karakteristik
kebudayaan dan memperkuat rasa kebangsaan. Karena kedudukannya yang amat
penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap bangsa. Karena tanpa
identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.
Pada dasarnya, pemahaman akan arti
identitas bangsa itu tidak terlepas dari sikap nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme menunjukkan secara psikologis tingkat loyalitas seseorang yang
diwujudkan dalam suatu tindakan nyata. Sedangkan Patriotisme merupakan semangat
cinta tanah air dan rela berkorban untuk kemakmuran tanah airnya. Kedua hal
tersebut dapat diimplementasikan misalnya dengan menggunakan bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari, mencintai dan menggunakan produk dalam negeri,
melestarikan budaya daerah, memperkenalkan dan mempromosikan produk dan budaya
Indonesia di berbagai event internasional, dan lain-lain.
Sebagai negara yang sudah berdaulat
berpuluh tahun lamanya, secara teoritis Indonesia sudah menganggap bahwa
dirinya memiliki identitas nasional. Akan tetapi pada kenyatannya fenomenayang
terjadi di masyarakat memperlihatkan terjadinya kekritisan identitas tersebut
yang mengancamdisintegrasi. Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia
masih bingung dengan identitasbangsanya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak
memahami dengan baik arti dari identitasnasional itu sendiri.
Di tengah arus globalisasi seperti sekarang
ini, identitas yang dimiliki bangsa kita akan sangat mudah terkikis dengan
adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Karena tidak mengenali jati diri
bangsanya dengan baik, masyarakat seakan-akan kehilangan arah. Sehingga ketika
budaya-budayabarat masuk ke negara kita ini, rasanya begitu sangat cepat di
serap oleh berbagai lapisan masyarakat. Arus Globalisasi yang sangat kuat akan
mempercepat disintegrasi nasional dan mengancam hilangnya jati diri bangsa
akibat perkembangan zaman. Sudah hal yang sangat lazim kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari dampak negatif dari arus globalisasi itu.
Di bidang ekonomi, telah berkembang
nilai-nilai konsumerisme sehingga para konsumen lebih memilih untuk berbelanja
di swalayan daripada di pasar lokal atau tradisional. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan konsumen di pasar lokal itu sendiri. Di samping itu,
sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan kalangan masyarakat merasa lebih
bangga jika mereka mampu membeli barang-barang impor yang merupakan produk
buatan asing, lebih dari produk buatan bangsanya sendiri. Bahkan jika ditanya
mengenai contoh produk-produk lokal (Indonesia) itu apa saja, kebanyakan dari
mereka hanya bisa menjawab sedikit dari ratusan yang seharusnya ada.
Sebaliknya,ketika mereka ditanyakan mengenai produk-produk asing mereka akan
dengan cekatan menyebutkannya satu per satu. Suatu pertanyaan yang kemudian
muncul di benak saya, apakah mereka tahu dampaknya bagi negara dan bagi mereka,
apa yang akan terjadi jika suatu saat produk-produk asing tersebut telah
berkuasa sepenuhnya di pasar Indonesia dan berhasil menyingkirkan produk-produk
lokal? Saya rasa tidak semua dari mereka tahu akan jawabannya.
Kemudian dari segi budaya, dampak dari
arus globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar. Dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat, penyebaran informasi melalui berbagai media sangat
mudah dilakukan. Dengan adanya media elektronik yang semakin merakyat
memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya-budaya dari luar yang ditayangkan
di media itu sendiri. Dengan adanya teknologi seperti handphone, komputer,
televisi, internet dan sebagainya akan sangat membantu dalam kehidupan kita
sehari-hari. Namun ada kalanya banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang
menyalahgunakan teknologi tersebut untuk meracuni pikiran generasi-generasi
muda penerus bangsa. Sebagai contoh disebarkannya video-video porno melalui
internet, aksi-aksi kekerasan yang sejatinya termasuk tindakan amoral, dan
sebagainya kian hari makin merusak moral generasi muda kita. Selain itu,
melalui internet dan televisi juga memudahkan masyarakat untuk mengenal
budaya-budaya dari luar . Namun kebanyakan tayangan tersebut tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia, kurang mendidik dan
cenderungmerusak moral bangsa karena banyak meniru budaya-budaya barat.
Setelah melihat melihat kenyataan dalam
fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat ini, sudah terlihat jelas
bahwa kian hari identitas nasional bangsa Indonesia kian hari kian terkikis.
Hal ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya kesiapan masyarakat kita
dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat. Tantangan bagi bangsa Indonesia
ini nyata. Arus globalisasi yang kuat kian hari memang mengancam eksistensi
jati diri bangsa Indonesia. Sebut saja fenomena ini sebagai guncangan budaya
(cultural shock). Tapi sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas fenomena
ini? Arus globalisasinya kah? Atau pemerintah Indonesia yang kurang sigap
mendidik masyarakatnya untuk mengenal jati diri bangsanya? Atau masyarakat
Indonesia yang kurang selektif dalam menanggapi globalisasi itu
sendiri? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dikembalikan kepada diri
pribadi kita masing-masing.
Globalisasi itu mutlak dan harus
terjadi. Kehadirannya merupakan bagian yang krusial bagiperkembangan zaman
menuju peradaban yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan adalah mampu atau
tidaknya kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai individu, menyaring efek-efek
negatif yang inheren dalam arus globalisasi itu sendiri. Secara makro,
diperlukan sebuah diskusi panjang mengenai strategi kebudayaan nasional yang
diharapkan mampu memberi kontribusi nyata bagi pudarnya identitas bangsa ini.
Sudah saatnya bagi pemerintah kita mulai bergerak, mensosialisasikan dan
menggalakkan kembali nilai-nilai dan budaya yang menjadi identitas bangsa kita
melalui aksi-aksi nyata. Program-program pemerintah, apapun itu, tidak akan
pernah berjalan dengan baik jika kita sebagaimasyarakat tidak ikut berperan
aktif didalamnya.
Hal pertama yang menjadi PR kita
bersama sebagai warga yang peduli akan identitas bangsanya, adalah bagaimana
cara menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas nasional itu ke dalam pribadi
masing-masing. Langkah yang paling nyata untuk memulainya yaitu dengan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari hal kecil,
seperti membiasakan diri untuk menggunakan produk dalam negeri, merupakan
contoh pencerminan sederhana namun sangat berarti. Kesiapan dan komitmen kita
untuk menjunjung identitas nasional bangsa kita, tercermin dari sejauh mana
kita mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.2
PENUTUP
2.2.1 Kesimpulan :
Pengaruh
globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi
disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru
tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and
Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat
manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka
atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah.
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau
dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing.”
Sebagai rakyat Indonesia, sebaiknya
kita dapat memanfaatkan arus globalisasi secara baik dan benar, sehingga sesuai
kaidah yang ada. Kemudian,untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras
tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional
dapat terjaga. Kita perlu mengingat kembali pesan Bung Karno, yaitu ´Jadilah
bangsa yang cerdas, buat rasa Indonesia, buat negara lain tersenyum pada kita
Indonesia, agar identitas serta ciri khas bangsa ini tidak lenyap. Untuk
mencapai hal itu, adalah dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme
kebangsaan yang mengarah kepada konsep identitas nasional.
2.2.2 Saran :
Perlu
dipertahanannya aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya
bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi
bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi
bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi
yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan
mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya
dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda,
yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita
demi masa depan anak cucu.
DAFTAR
PUSTAKA