NAMA : MIRA FITRIANI
KELAS : 3EA25
NPM ; 14212594
1.PENALARAN
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
2.HUBUNGAN
PENALARAN INDUKTIF,DEDUKTIF
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan
atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64).
Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan
kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika
induktif dengan istilah generalisasi.
S
Contoh :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dibidani oleh
filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan
Aristoteles (Van Dalen:6) menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A
discourse in wich certain things being posited, something else than what is
posited necessarily follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola
silogisme. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini
tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan
kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan
kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan
kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya
listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan
daya listrik untuk beroperasi
kesimpulan ---> semua barang elektronik
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
3.DEDUKSI
Deduksi berarti penarikan kesimpulan
dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan
demikian, metode deduksi (atau penalaran deduktif , logika deduktif, deduksi logis atau logika
"atas-bawah")adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan
umum (premis) untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.Metode deduksi akan
membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah
ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan).
Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan
rumus yang lebih simpel.
Penalaran deduktif menghubungkan premis-premis
dengan kesimpulan. Jika semua premi benar, istilah jelas, dan aturan logika
deduktif ditaati, maka kesimpulan ini tentu benar.
Contoh-contoh penalaran deduksi
Premis 1: Semua manusia
pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah
manusia
Kesimpulan: Socrates
pasti mati
Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang
diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti
mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan
sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia".
Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati"
karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
Contoh-contoh lain:
Premis
1: Semua kambing berkaki empat
Premis
2: Hewan itu adalah kambing.
Kesimpulan:
Hewan itu berkaki empat.
Premis
1: y = 3x + 5
Premis
2: x=2
Kesimpulan:
y = 11
4.INDUKSI
Induksi
adalah imbasan atau influensi, atau sesuatu yang menyebabkan. Induksi merupakan
pengaruh benda yang bermuatan listrik atau magnet, sehingga benda lain yang semula
netral dapat bersifat listrik atau magnet. Bila sepotong besi lunak atau bida
besi itu masih berada di dalam medan magnet, maka akan menjadi bersifat magnet.
Ujung besi yang dekat dengan salah satu kutub magnet memiliki kutub yang
berlawanan dengan kutub magnet itu. Peristiwa besi menjadi magnet disebut
dengan induksi. Bahasa inggris untuk induksi ini adalah induced.
Contoh
secara ilmiah:
Pendekatan
induksi menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the
general).
Metode induksi ini banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasi dan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenaran.
Metode induksi ini banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasi dan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenaran.
Berikut contoh penggunaan metode induktif berikut:
Mangga
manalagi yang masih muda masam rasanya.
Mangga harum manis yang masih muda masam rasanya.
Mangga kopyor yang masih muda masam rasanya.
Mangga …. yang masih muda masam rasanya.
————————————————————————
Jadi, semua mangga yang masih muda masam rasanya.
Mangga harum manis yang masih muda masam rasanya.
Mangga kopyor yang masih muda masam rasanya.
Mangga …. yang masih muda masam rasanya.
————————————————————————
Jadi, semua mangga yang masih muda masam rasanya.
Kesimpulan
di atas bernilai benar karena sampai saat ini belum ada mangga yang masih muda
yang tidak masam rasanya. Pernyataan itu akan bernilai salah jika sudah ada
ilmuwan yang menghasilkan mangga yang tidak masam rasanya meskipun masih muda.
Dengan demikian, hasil yang didapat dari induksi tersebut masih berpeluang
untuk menjadi salah.
Penalaran
Induktif
Penalaran
Induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan
dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Dengan kata lain penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untukbenar.
Ciri-ciri Paragraf Induktif :
Dengan kata lain penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untukbenar.
Ciri-ciri Paragraf Induktif :
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
- Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
- Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa peristiwa khususKalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama
Contoh Paragraf
Induktif:
Paragraf
Induktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya
berada di akhir kalimat.
Contoh:
Tindakan
juara dunia tinju kelas beral sejati, Mike Tyson dari AS dengan rekan
senegaranya,
Evander HolyJied, 28 Juli di
Las Vegas AS mengundang kebencian. Di Inggris perbuatan Tyson
tersebut bahkan dipakai tameng untuk mencabut
eksistensi olahraga yang menggunakan
sarung tinju itu. Kini di
Amerika, kekhawatiran akan keselamatan petinju kelihatan mulai goyah.
SUMBER:
http://orangstres76.wordpress.com/2012/03/18/penalaran-induksi-dan-deduksi/
http://aitariwijaya.blogspot.com/2012/04/paragraf-deduksi-dan-induksi.html
http://aitariwijaya.blogspot.com/2012/04/paragraf-deduksi-dan-induksi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi